Monday, January 6, 2014

TANYA JAWAB ISLAM Bersama KH Bisri Mustofa

  • Tanya jawab yang ada dalam artikel ini dicuplik dari buku "Apa, Bagaimana dan Siapa Itu Ahlussunnah Wal Jamaah", buku ini pada awalnya tertulis dalam huruf arab pego, kemudian diterjemahkan dan ditulis kembali oleh PC NU Pekalongan. Buku ini sendiri merupakan materi upgrading tentang ahlussunnah wal jamaah yang disampaikan KH. Bisri Mustofa di Pondok Pesantren Rembang pada tanggal 3-14 Romadlon 1386/15-26 Desember 1966. Tanya jawab ini merupakan arsip pertanyaan dan jawaban yang disampaikan dalam acara tersebut. Materi Tanya jawab ini sendiri sangat penting dikaji kembali oleh generasi muda Islam karena pada era masa kini banyak sekali pengaburan makna ahlussunnah. 

     

    KH. Bisri Mustofa adalah menantu dari KH. Cholil Harun Kasingan Rembang. KH. Cholil Harun sendiri adalah termasuk salah satu guru dari KH. Mahrus Ali Lirboyo dan KH. Aqiel Cirebon (orang tua dari KH. Said Aqiel Siroj, PBNU). KH. Bisri Mustofa sendiri adalah paman dan orang tua angkat dari Ibu Nyai Chasinah binti KH. Chamzawi Umar isteri dari pengasuh Pesantren Nurul Huda Mergosono Malang, KHA. Masduqi Machfudz. Semoga risalah ini bermanfaat.

    • Mengapa kitab madzhab Syafi’i menyebut ijma’ dan qiyas sebagai landasan hukum?

    • Mengaku taqlid kepada Imam Syafi’i, padahal hanya tahu Sulam Safinah, Fathul Qorib dan Fathul Mu’in

    • Adzan Jum'at dua kali tidak mengubah sunah Rasul?

    • Apakah beduk termasuk sunah?

    • Sunahkah tambahan Sayyidina dalam solawat?

    • Tarawih di zaman Umar bin Khattab menjadi dua puluh rakaat, bagaimanakah itu?

    • Bagaimana hukumnya tahlil?

    • Semua bid'ah sesat, mengapa ada bid'ah hasanah dan bid’ah sayyiah?

    • Islam tidak mengenal selamatan, mengapa tidak diberantas?

    • Mengapa orang yang memegang atau membawa Al-Qur’an harus berwudlu dahulu?

    • Bagaimana hukumnya talqin mayit, setelah mayit selesai dikubur?

    • Sebaiknya sholat hari raya dilaksanakan di masjid atau lapangan?

    • Apakah sah dan tidak bid'ah untuk mengucapkan niat shalat padahal mestinya niat dengan hati?

    • Bagaimana hukumnya baca manaqib?

      Untuk mendapatkan jawaban beserta dalilnya, anda dapat melihatnya di ebook dalam format chm, yang ada pada link berikut .

      Silahkan download disini

      Sekian sedikit sharing pengetahuan dari saya, semoga bermanfaat. dan satu hal yang perlu kita tahu, Berbeda silahkan berbeda, tapi tidak saling menyalahkan apalagi menyesatkan. bukankah sikap perbedaan juga sudah pernah ditunjukkan para ulama salafus sholih yang tetap rukun dan damai...?!!

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes